Pancaran Iman Mush’ab, Hantarkan Sa’ad Menuju Syahid

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Adalah ia, Sa’ad bin Mu’adz, berwajah tampan berseri, bertubuh gemuk gempal menjulang tinggi. Usia pengabdiannya kepada Allah dan Rasul-Nya memang relatif singkat. Hanya enam tahun. Terhitung sejak usia 31 tahun saat pertama kali ia berbaiat sepenuh hati, hingga di usia ke 37 tahun ia menjemput syahid.

Meskipun perjalanan baktinya begitu singkat, namun kontribusinya tak dapat dibandingkan dengan kita yang telah Islam sejak lahir. Jauh sangat.

Disingkatnya waktu yang ia miliki, ia memainkan berbagai peran penting dalam menegakkan kalimat tauhid. Ketika dahsyatnya perang Badar, ia turut serta ambil bagian. Di waktu perang Uhud berkecamuk, ia berdiri tegap di dekat Rasul, berjuang dan bertahan hingga titik darah penghabisan. Hingga datanglah perang Khandak yang menjadi wasilah bagi Sa’ad bin Mu’adz untuk menemui syahidnya.

Ia syahid karena luka anak panah yang menghujam nadi lengannya. Di tengah derita luka yang ia rasakan, ia menyempatkan diri untuk berdoa, memohon kiranya musibah yang menimpa dirinya saat itu, dapat menjadi sarana baginya untuk menjemput syahid di jalanNya.

Pintanya terkabul. Makin hari, lukanya makin bertambah parah. Hingga akhirnya, ia menemui syahid di pangkuan Sang Rasul yang mulia.

Di akhir hayatnya, ia kembali menegaskan persaksiannya, “Salam atasmu, Wahai Rasulullah… Ketahuilah bahwa aku mengakui bahwa Anda adalah Rasulullah…”

Rasul memandang lekat pada wajah tampan Sa’ad bin Mu’adz seraya berkata, “Kebahagiaan bagimu, Wahai Abu Amr…”

Kisah perjalanan heroik Sa’ad bin Mu’adz bermula kala intelektual muda -Mush’ab bin Umair- tiba di Madinah dengan membawa misi profetik untuk penduduk Madinah. Sa’ad yang saat itu masih jahil, bergegas berlari menghampiri, hendak mengusir sang duta besar nabi. Ketika itu Mush’ab tengah beretorika dan berdealektika di kediaman As’ad bin Zurarah, sepupu Sa’ad. Ia mengajak penduduk Madinah untuk berbaiat pada Muhammad, Rasul Allah.
Pada kesempatan itu, Sa’ad belum sempat mengambil bagian dari majelis yang Mush’ab gelar. Untaian seruan untuk memeluk Islam pun belum sempat disimak telinga dan dinalar oleh akalnya. Tapi niat awalnya -untuk mengusir Mush’ab- dengan serta merta luluh lantak. Yang ada ialah kelapangan hati untuk mengulurkan tangannya pada Mush’ab untuk berbaiat. Ia bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah.
Begitu indahnya pancaran iman Mush’ab bin Umair. Hingga seorang Sa’ad bin Mu’adz dapat serta merta ber-revolusi dan berafiliasi pada Allah dan Rasul-Nya. Dikatakan ber-revolusi, karena drastis dan menyeluruhnya perubahan yang ditempuh oleh Sa’ad bin Mu’adz. Ketika ia menyatakan diri berhijrah, maka ia harus menyuntik mati segala bentuk kejahiliyahan yang melingkupi hidupnya selama ini. Ia harus membunuhnya hingga ke akar-akarnya, dan menggantikannya dengan akar ketauhidan.
Luar biasa. Hidayah memang hak prerogatif Allah, tapi wasilah untuk memperolehnya terbuka lebar. Alangkah beruntungnya jika kita dapat turut ambil bagian sebagai wasilah turunnya hidayah.
Dengan media pancaran iman Mush’ab bin Umair, Allah bukakan hati Sa’ad bin Mu’adz untuk berbaiat, lalu turut menjadi pejuang di jalan Allah. Hingga akhirnya, ‘arasy pun bergetar menyambut sang mujahid syahid… Subhanallah…

Wanita nashrani itu menangis mendengar baca’an Al-Qur’an Sayyid Quthb

Bismillahirrahmaanirrahim...

Pada akhir tahun 1948, Sayyid Quthb (rahimahullah) meninggalkan Iskandariah, Mesir, menuju Amerika melalui Kapal Api dengan melintasi laut tengah dan mengarungi samudera Atlantik. Diatas kapal api itu banyak persitiwa yang membekas dalam hatinya. Bahkan kenangan dalam perjalanan menuju Amerika itu banyak dituangkan saat ia menulis Tafsir Fii Dzhilalil Qur'an. Salah satu kisahnya saat beliau melihat seorang misionaris Kristen berupaya mengkristenkan umat Islam yang menumpang kapal tersebut. Kejadian itu berlangsung tepat ketika waktu bergulir menuju Shalat Jum'at.

Sayyid Quthb melihat sang misionaris tidak ubahnya pendeta-pendeta pada umumnya yang menawarkan ajaran agama Kristen yang sangat kacau. Sontak saja, hal ini membangkitkan rasa dan semangat keimanannya untuk menjaga akidah saudara semuslimnya. Tidak butuh menunggu waktu lama, ia segera menghubungi kapten kapal untuk meminta izin mendirikan Sholat Jum'at di atas kapal. Semua orang Islam, berikut awak kapal pun kemudian mendatangi panggilan Shalat Jum'at yang diinisiasikan Sayyid Quthb. Ia kemudian bertindak sebagai khotib dan usut siapa sangka Sayyid Quthb ternyata tengah melakukan perubahan besar dalam kapal tersebut.

Rupanya, shalat Jum'at yang ia pimpin adalah shalat Jum'at pertama yang didirikan di kapal tersebut. Mengenai hal ini, Sayyid Quthb sempat menulisnya dalam Tafsir Fii Dzihilalil Qur'an saat membahas Surat Yunus.

"Nahkoda kapal (seorang Inggris) memberikan kemudahan kepada kami untuk menunaikan shalat. Ia memberikan kelonggaran kepada para awak kapal, para juru masak, dan para pelayannya, yang kesemuanya beragama Islam untuk menunaikan shalat Jum'at bersama kami asalkan tidak ada tugas saat waktu itu. Mereka sangat bergembira, karena ini merupakan kali pertama dilaksanakannya shalat Jum'at di kapal tersebut."

Sayyid bersama para jama'ah kemudian menjadi santapan para penumpang asing. Gerakan Sholat Sayyid dan kaum muslimin terasa asing bagi mereka namun memendam kelembutan ibadah yang begitu syahdu. Hingga sesaat setelah shalat Juma'at dilaksanakan, banyak diantara orang asing mendatangi Sayyid dan para jama'ah seraya mengucapkan selamat dan sukses atas ibadah Jum'at yang baru saja dilaksanakan. Sayyid Quthb pun menulis kenangan itu dalam Kitab Fi Dzhilalil Qur'annya,

"Saya bertindak sebagai Khatib dan imam shalat Jum'at itu. Para penumpang yang sebagian besarnya orang asing itu duduk-duduk berkelompok-kelompok menyaksikan kami shalat. Setelah menunaikan shalat banyak dari mereka, yang datang kepada kami untuk mengucapkan selamat atas kesuksesan kami melaksanakan tugas suci. Dan ini merupakan puncak pengetahuan mereka tentang shalat kami."

Salah satu orang yang mendatangi jama'ah Sayyid Quthb ialah seorang wanita Nashrani berkebangsaan Yugoslavia yang melarikan diri dari tekanan dan ancaman komunis Teito. Wanita itu mengaku takjub atas kesyahduan dan ketertiban Shalat Jum'at yang didirikan kaum muslimin. Air matanya pun tak kuasa jatuh tak terbendung mengetahui betapa nilai-nilai rabbani yang dilantunkan Sayyid Quthb mampu menyentuh perasaannya.

Dengan diliputi rasa heran, ia pun bertanya-tanya alunan musik apa yang baru saja dibacakan Sayyid Quthb. Tidak pernah rasanya dalam hidup ia mendengar untaian Syahdu yang begitu merasuk ke dalam kalbu. Iramanya lembut dan bahasanya pun penuh ketentraman hati. Jadi, bacaan seperti ini sangatlah asing dalam agamanya. Dan begitu kagetnya sang wanita nashrani itu ketika mengetahui bahwa bahasa yang dilantunkan Sayyid Quthb dalam Shalat Jum'at adalah ayat-ayat Al Qur'anul Karim, sebuah kitab suci mulia bagi umat muslim.

Inilah yang membuat Sayyid Quthb semakin memahami bagaimana kekuatan redaksional ayat Qur'an begitu mempesona. Tidak hanya bagi umat muslim, juga bagi non muslim. Karena ucapan takjub itu keluar dari mulut seorang wanita yang belum pernah mendengar satu huruf pun di dalam Al Qur'an, apalagi memahaminya. Tentang kejadian itu, Sayyid Quthb menulis dalam Kitab Fii Dzhilalil Qur'an,

"Terjadinya peristiwa ini dan peristiwa-peristiwa serupa lainnya, yang dialami banyak orang menunjukkan bahwa di dalam Al Qur'an ini terdapat rahasia lain yang ditangkap oleh sebagian hati manusia, hanya semata-mata ia mendengar Al Qur'an dibaca. Boleh jadi keimanan wanita kepada agamanya dan pelariannya dari negeri komunis itu telah menjadikan perasaannya begitu sensitif terhdap kalimat-kalimat Allah secara mengaggumkan seperti ini."

Maka itu Sayyid Quthb, merasa perlu untuk memperbincangkan kekuatan Al Qur'an yang tersembunyi dan mengagumkan itu. Menurut Sayyid Quthb penyampaian Al Qur'an memiliki keistemewaan karena yang ditunjukinya lebih luas, pengungkapannya lebih lembut, indah, dan lebih hidup. Selain itu, Al Qur'an pun memiliki metode penjelasan yang diluar kemampuan jangkauan manusia. Seperti bagaimana Al Qur'an menyampaikan metodenya dalam beberapa ayat di dalam surat Yunus.

" dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (Surat Yunus, 90)

Menurut Sayyid Quthb, sampai kisah ini diceritakan, Allah kemudian mengomentari secara langsung, dengan firman yang diarahkan kepada pemandangan yang dihadapi sekarang,

" Apakah sekarang (baru kamu percaya), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami." (Surat Yunus 91-92)

Kemudian disusul lagi dengan membeberkan pandangan yang terus terjadi hingga sekarang ini, (bahkan pada masa-masa selanjutnya),

"dan Sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu." (Surat Yunus 93)

Maka benarlah kata Sayyid Quthb bahwa redaksi Al Qur'an sangat berbeda dengan redaksi ciptaan manusia. Redaksi atau susunan Al Qur'an mempunyai kekuatan yang hebat terhadap jiwa, dimana redaksi ciptaan manusia tidak pernah bisa memilikinya. Dengan hanya membacanya, maka kadang-kadang dapat menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap orang-orang yang tidak tahu apa-apa tentang bahasa Arab. Ya termasuk wanita Yugoslavia itu, yang menangis mendengar bacaan Al Qur'an.
Penulis: Muhammad Pizaro

Ayat Al-Quran yang Dikagumi Yahudi


Bismillahirrahmaanirrahim...
Bagi kaum Muslim, mengagumi Al Quran barangkali menjadi hal yang biasa. Apalagi dengan penemuan-penemuan terakhir dari para ilmuwan yang kian mengokohkan kebenaran Al Quran. Di antaranya, bulan yang pernah terbelah, adanya sungai bawah laut hingga penemuan jejak arkeologi kaum-kaum terdahulu. Memang semua tidak disebutkan, karena Al Quran menerangkan hanya sebagian dari kisah kaum terdahulu yang akan ditampakkan bekas-bekasnya.

“Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.” (QS. Huud, 11: 100)

Ternyata, bukan hanya kaum Muslimin dan ilmuwan berakal saja yang mengagumi Al Quran, sebagai kitab yang tetap terjaga keshahihannya. Bahkan sejak dulu kaum Yahudi juga mengagumi Al Quran. Dalam sebuah riwayat dikisahkan perbincangan antara ‘Umar bin Khattab dan Yahudi.
Dari Thariq bin Syihab, ia mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berkata kepada Umar bin Khattab:
“Kalian membaca sebuah ayat dalam Kitab (al-Qur’an) kalian. Sungguh apabila ayat itu turun kepada kami bangsa Yahudi, tentu hari turunnya ayat itu akan kami jadikan sebagai hari raya.”
Umar bertanya: “Ayat yang mana?”
Mereka menjawab, “Hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku untukmu.” (Al-Maidah: 3)
Umar berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku betul-betul mengetahui hari apa ayat itu turun kepada Rasulullah dan saat apa ayat itu turun. Ayat itu turun kepada Rasulullah pada sore hari Arafah, hari Jum’at.”
Percakapan di atas juga menegaskan, semestinya seorang muslim, bangga dengan keislamannya, sebab Allah telah menjamin kesempurnaan Islam. Dengan kebenaran dan kesempurnaan Islam, seorang muslim tidak perlu lagi bingung mencari sistem yang lebih baik ketimbang Islam.
Imam Thabrani telah mengeluarkan riwayat hadits dari Abu Dzar al-Ghifari yang menyatakan, “Rasulullah telah meninggalkan kami dalam keadaan tidak ada seekor burung pun yang mengepakkan sayapnya di udara melainkan beliau telah menyebutkan ilmu kepada kami setiap kali kepakan sayap burung itu.”

Dengan kebenaran dan kesempurnaan Islam, dunia pernah merasakan buahnya kurang lebih seribu tahun, sejak Rasulullah hingga kekhilafahan Turki Utsmani pecah pada tahun 1924 masehi.

Jika orang Yahudi saja bisa berkata seperti itu, apakah sebagai muslim kita tidak bangga dengan Islam?

(Ristekmen)

Belajar Bahasa Arab 3



مُذَكَّر - مُؤَنَّث
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)

Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).

Contoh Isim Mudzakkar :
  • عِيْسَى (= 'Isa)
  • اِبْنٌ (= putera)
  • بَقَرٌ (= sapi jantan)
  • بَحْرٌ (= laut)

Contoh Isim Muannats :
  • مَرْيَم (= Maryam)
  • بِنْتٌ (= puteri)
  • بَقَرَةٌ (= sapi betina)
  • رِيْحٌ (= angin)

Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah (
ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah)
b) Alif Maqshurah (
ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan)
c) Alif Mamdudah (
اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء (=pirang)

Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya:
رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)

Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh:
حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)

Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang baru anda temukan!

Belajar Bahasa Arab 2



اِسْم عَلَمُ
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)

 
Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama diri (proper name) dari seseorang atau sesuatu.

Perhatikan perbedaan Isim 'Alam dengan Isim yang biasa di bawah ini:

Isim Biasa :
  • رَجُل (=laki-laki)
  • اِمْرَأَة (=perempuan)
  • قَرْيَة (=negeri)
  • شَهْر (=bulan)

Isim 'Alam :
  • مُحَمَّد (=Muhammad), عُمَر (=Umar), سُودِرْمَان (=Sudirman)
  • خَدِيْجَة (=Khadijah), مَرْيَم (=Maryam), كَرْتِيْنِي (=Kartini)
  • مَكَّة (=Makkah), مَدِيْنَة (=Madinah), جَاكَرْتَا (=Jakarta)
  • رَمَضَان (=Ramadhan), رَجَب (=Rajab), يَنَايِر (=Januari) 
Ristekmen

Belajar Bahasa Arab 1



بَنِيَّةُ اللُّغَةِ
ANATOMI BAHASA

Assalamu'alaikum wr.wb.

Bahasa adalah sistim penyampaian pesan yang digunakan oleh manusia, baik lewat simbol suara yang bisa didengar (bahasa lisan) maupun menggunakan simbol bentuk atau lambang yang bisa dilihat atau dibaca (bahasa tulisan).

Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh:
م - س - ج - د
2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh:
مَسْجِدٌ (= masjid)
3. Rangkaian kata yang mengandung maksud atau pikiran yang utuh yang disebut "kalimat".
Contoh:
أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)

Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1. ISIM (
اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
2. FI'IL (
فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)
3. HARF (
حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)

Perlu diingat bahwa istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas seperti yang kita kenal dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan pengertian Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. 

Ristekmen

Mengadulah Pada Kekasihmu





Mengadulah Pada Kekasihmu

Sang Penulis Skenario berbisik lembut pada Qalbumu.:"Maa wadda 'aka rabbuka wamaa qalaa"..Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula benci kepadamu".(QS.Ad-Dhuha 93:3)
"Asaabakum ghamman-bighammin-likailaa tahzanuu'alaa maa faa takum walaa maa a shaa bakum"..Allah menimpakan padamu kesedihan atas kesedihan,supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput d
aripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu.(QS.Ali-Imran 3:153)

Dekati Allah...Bukankah dengan Sifat Maha Penyayang-Nya engkau sebut
Allah Yang Tersayang...?!Bukankah dengan Sifat Maha Pengasih-Nya engkau sebut
Allah Sang Kekasih...?!Mengadulah Pada Kekasihmu...!!!

Allah akan menguatkan jiwamu,menentramkan Qalbumu.
Allah sebaik-baik penolong...Sebaik-baik pelindung...Percayakan semua pada-Nya.
Karena dalam Cinta ada kepercayaan.!!!

Ini bukan saat yang tepat untukmu sahabatku...lihat di kanan dan kirimu.!.Hiruk pikuknya membuatmu sulit untuk berkonsentrasi.

"Inna laka finnahaa ri sabhan-thawiilaa".Sesungguhnya bagimu pada siang hari mempunyai urusan yang banyak".(QS.Al-Muzzammil 73:7)

Karena itu menyepilah....Ucapkan pada-Nya..."Yaa Habibi....Kekasihku,Aku ingin mengadu pada-Mu!"Dengan kelembutan-Nya Allah Azza Wa Jalla berfirman:."Qumil laila".Bangunlah untuk shalat di malam hari.(QS.Al-Muzzammil 73:2)

Nisfahuu awin-qush minhu qaliilaa".(Yaitu) seperduanya atau kurang dari padanya sedikit. (QS. Al Muzzammil 73:3)."Au zid 'alaihi".Atau lebih atasnya. (QS.Al-Muzzammil 73:4)..Shalatlah dengan penuh rasa cinta dan kerinduan..Itu akan membuatmu khusyu'...

Kemudian...Tumpahkanlah segala apa yang menyesakkan dadamu,adukan semua pada-Nya...dengan ungkapan pilu...ataupun diiringi tangisan yang lembut...
Kerena sesungguhnya...Allah adalah Sebaik-Baik Pendengar.

Dan Berdo'alah...Dengan penuh harap,rendah diri,dan suara perlahan...seperti do'a yang diajarkan-Nya:"Rabbi adkhilnii mudkhala sidqin-wa akhrijnii mukhraja sidqin-waj 'al lii min-ladunka sulthaanan nashiraa".Ya Tuhanku,masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar,dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (QS.Al Israa 17:80)

"Jaa al haqqu wazahaqal baa thilu, innalbaa thila kaana zahuu qaa".Telah datang yang benar dan telah lenyap yang bathil.Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.(QS.Al Israa 17:81)

Ataupun do'a-do'a lain yang menjadi keinginan..Hantarkan ia dengan bahasa yang mudah bagimu...dan Jangan pernah merasa sungkan...

Sabda Rasullullah Sallallahu'Alaihi Wassalam:"Sesungguhnya Rabbmu itu pemalu lagi pemurah,merasa malu apabila tidak mengabulkan do'a kepada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a lalu dikembalikan kosong."

Selanjutnya..."Faqra uu maa tayassara minal qur aan".Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Qur'an. (QS. Al Muzzammil 73:20)."Warattilil qur aana tartiilaa".Dan Bacalah Qur'an itu secara perlahan-lahan.(QS.Al-Muzzammil 73:4)

Untuk apa Ia menyuruhmu membaca Surat Cinta-Nya(Al-Qur'an) wahai sahabatku...?
"Nu nazzilu minal qur aani maa huwa syifaa un-warahmatun-lilmu'miniin".
Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.(QS.Al-Israa 17:82)

Nah...bagaimana keadaanmu sekarang...?Terasa ringan bukan?
Insya Allah...Dan saat-saat yang indah bersama-Nya ini tak'kan pernah kau lupakan.Dimana engkau akan senantiasa rindu dan ingin selalu menjumpai-Nya.
Jika tak bertemu sehari saja.Ada sesuatu yang hilang.Allah Azza Wa Jallapun semakin sayang dan semakin cinta padamu.Masya Allah....

Tetapi sahabat...Tahukah dirimu kenyataan yang sebenarnya...?.Sesungguhnya Sang Kekasih itu senantiasa ada bersamamu,Tak pernah jauh...Dia begitu dekat...sangat dekat...Mampukah engkau menangkap keberadaan-Nya...?.(QS.Al-Baqarah 2:186),(QS.-Qaaf 50:16),(QS.Al-Baqarah 2:115),(QS.Al-Hadiid 57:4)

ALLAH AZZA WA JALLA ada di sini...Melihat aku menulis untukmu...Dan melihatmu...Yang kini sedang meresapinya...Karena ini juga adalah suatu adegan...Bagaimana dengan adegan selanjutnya.?

Dengarkan bisik Qalbumu...Dan engkaupun akan tahu jawabannya.!

"Waminal laili fatahajjad bihii naa filatan-lah, 'asaa an-yab 'asaka rabbuka maqaa man-mahmuudaan)".Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ketempat yang terpuji. (QS.Al-Israa' 17:79)

"Inna naa syiatal laili hiya asyaddu wath an-wa aqwamu qiilaa".Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih menguatkan (jiwa) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.(QS.Al-Muzzammil 73:6)

"Nazzalahuu ruuhul qudusi min-rabbika bil haqqi liyusabbital laziina aamanuu wahudan-wabusyraa lil muslimiin".Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman,dan menjadi petunjuk serta khabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (Kepada Allah). (QS.An-Nahl 16:102)

Sedikit tambahan terjemahan ayat yg belum diperlihatkan diatas:

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,maka (jawablah),bahwasanya Aku adalah dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,agar mereka selalu berada dalam kebenaran."(QS Al-Baqarah 2:186)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkanoleh hatinya,dan Kami lebih kepadanya daripada urat lehernya (QS.Qaf 50 :16)

Dan kepunyaan Allah Azza Wa Jalla Timur dan Barat,maka kemana saja kamu menghadap di situlah wajah Allah.Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui) (QS.Al-Baqarah, 2:115).

Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.Kemudian Allah bersemayam di atas Arsy.Allah mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Hadid 57 : 4)

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥